Senin, 11 Oktober 2021

THREDBO AUSTRALIA

 


Alena Zakira Riva - 71


Aku membuka mata. Sinar matahari pagi yang lembut membangunkanku. Aku merasa malas untuk bangun, tiba-tiba teringat aku akan segera main salju. Aku terduduk di kasur, segera pergi ke jendela dan melihat pemandangan di luar sana. Salju putih dipenuhi beberapa pekerja dan turis terlihat sepanjang jalan. Aku membangunkan kakak perempuanku yang masih tidur di kasur.

“Bangun Kak! Hari ini kita main salju!” Aku bersorak riang.

Ia masih belum bangun juga, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamar sebelah lewat pintu penghubung. Aku melihat orangtuaku serta nenek kakek dan paman bibiku sedang mengobrol di kamar utama.

“Akhirnya Teteh bangun, Kakak masih tidur ya?” Tanya bunda.

Aku mengangguk dan duduk di lantai yang ditutupi karpet.

Kami sedang berada di Thredbo, Australia sekarang. Thredbo adalah tempat wisata yang khusus bersalju. Kemarin kami berada di Canberra, baru sampai sini kemarin sore. Pamanku kuliah di Canberra ditemani oleh bibiku. Kami sedang liburan berkunjung. Sekarang sedang musim dingin, kami memutuskan untuk bermain salju di tempat wisata Thredbo.

Kakakku datang dari kamar sebelah.

“Bun, Ammar bangun.” Ia memberitahu.

Bunda segera pergi menemani adikku.

“Teh Kak, siap-siap yuk. Kita ke bawah sarapan, terus baru main salju.” Pamanku berkata.

Kami mengangguk dan segera ganti baju. Yang lain juga mulai siap-siap. Aku melihat ke luar jendela lagi dan melihat bukit salju yang sudah mulai penuh dengan turis. Kami segera turun ke bawah hotel. Hotel ini tidak mewah, lebih mirip seperti motel. Tetapi tidak masalah, karena yang kami incar disini tempat saljunya yang seru.

Kami sarapan sambil mengobrol. Makanan di Australia enak, tetapi harus ku akui makanan disini kurang berasa dan berbumbu, tidak seperti di Indonesia. Setelah selesai sarapan kami bersiap-siap keluar hotel. Di hotel ada penghangat, jadi kami tidak harus pakai jaket. Tetapi saat keluar kami memakai jaket tebal dan daleman yang hangat. Ayahku menyuruh untuk foto di depan hotel sebelum pergi bermain di salju. Aku bisa mendengar sorakan anak-anak yang sedang ber-ski dan main salju. Aku sudah sangat tidak sabar.

Akhirnya kami selesai berfoto, aku segera berlari dan melihat bukit salju. Bukit yang sekarang sudah sepenuhnya putih dan matahari pagi yang menyelimutinya, terlihat sangat indah. Dipenuhi dengan tawa dan suasana liburan yang membuatmu tersenyum seketika. Aku dan kakakku bersorak riang dan mulai bermain salju. Yang lain juga berfoto dan bermain di dekat tempat duduk. Setelah beberapa lama bermain salju dengan tangan, aku dan kakak memutuskan untuk naik ke bukit terendah yang dipenuhi orang sledding. Kami mengambil sled yang tersedia dan naik ke bukit. Aku menurunkan sled dan duduk. Kakakku membantu mendorong slednya dan aku mulai meluncur.

“Wooooo!!” Aku berteriak. Angin menerpa wajah merahku yang sakit kaku kedinginan. Tetapi aku tidak peduli, perasaan saat kau meluncur turun dari bukit sangat menyenangkan sehingga rasanya tidak mungkin kau bisa khawatir tentang apapun. Keluargaku di bawah sana yang melihatku melambaikan tangan. Aku melambai balik, lalu segera memegang sledku lagi karena hampir jatuh.

Aku dan kakakku mulai ketagihan sledding. Orangtuaku serta paman dan bibiku mulai ikut meluncur juga. Setelah beberapa lama sledding memakai sled yang berbeda-beda, kami memutuskan untuk mencoba skiing. Skiing memerlukan beberapa perlengkapan kaki khusus, jadi kami masuk ke tempat khusus sepatu dan peralatan salju lainnya. Setelah mendapatkan peralatan yang dibutuhkan dan diajari cara ski, kami keluar ke bukit yang lebih tinggi dan salju yang lebih tebal.

Awalnya ayahku dan pamanku mencoba skinya, lalu kakakku. Perlu agak lama untukku mengerti cara meluncur dengan ski dan mengatur pemegang tangannya, tetapi akhirnya aku mahir juga. Salju di bukit ini sangat lembut dan mulus, tidak seperti bukit tadi yang keras karena khusus sledding. Sambil menunggu gantian, aku bermain salju lembutnya dan duduk-duduk. Kebetulan, tiba-tiba salju dari atas turun. Aku belum pernah melihat salju turun sebelumnya, tetapi ini sangat menakjubkan. Aku memegang salju yang turun di tanganku, warnanya sangat putih dan sangat lembut.

Setelah puas skiing, kami memutuskan makan siang di restaurant dekat. Makanannya enak, tetapi aku tidak terlalu memerhatikan karena masih tidak sabar untuk bermain salju lagi. Kami melanjutkan bermain salju sampai sore.

Sore kami selesai bermain salju, aku memegang salju bukit untuk terakhir kalinya. Setelah seharian bermain, kami pergi ke kamar hotel dan mulai bersih-bersih lalu sholat dzuhur dan ashar.

“Eh Bunda, kita mandi gak?” Kakak bertanya.

“Ngapain mandi, gak keringetan kan?” Bunda menjawab.

“Di sini, kalau musim dingin biasanya mandi sekali dua hari aja. Soalnya gak keringetan sama dingin.” Pamanku menjelaskan.

Aku mengangguk-ngangguk, aku baru tahu itu. Setelah puas beristirahat di hotel sampai malam, kami memutuskan untuk makan pizza di luar. Restaurantnya dekat sekali dengan hotel, tinggal jalan. Kami memakai jaket dan bersiap-siap pergi ke luar.

Di luar sangat dingin. Aku lupa bahwa sudah malam. Aku segera mengecek handphone dan melihat suhu yang ternyata -16 derajat celcius. Aku terkesiap, ini rekor. Sedingin-dinginnya saat main salju tadi, suhunya tidak pernah di bawah -10 derajat celcius. Kami cepat-cepat jalan ke restaurant agar tidak kedinginan. Makanan pizza ini enak. Mungkin makanan terenak di sini. Pizzanya tipis dan hangat berasa, cocok untuk badan yang kedinginan. Setelah makan malam, kami cepat-cepat balik ke hotel lalu sholat. Setelah sholat kami bisa istirahat, tetapi ibuku menyuruhku untuk tidur cepat karena besok kami akan pergi ke Sydney.

Aku memejamkan mata, kakakku sudah tidur di kasur sebelah. Hari ini sangat seru dan menyenangkan. Besok kami akan pergi ke Sydney dan melanjutkan liburan, tetapi tidak di salju seperti ini. Hari ini pasti akan menjadi salah satu pengalaman yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERJALANAN PALING BERKESAN DALAM HIDUPKU

Maharsa Mudzafar Kamil - 74   Papahku kerja diluar pulau Jawa. Biasanya baru kembali kerumah setiap dua bulan. Hampir dua bulan sekali k...